Kamis, 17 September 2009
HaL TersuLit......
Rabu, 16 September 2009
Kehendak.
Meski hati berkata iya, mengapa..??
Meski hati berkata tidak, mengapa..??
Meski raga bertolak jangan, mengapa..??
Meski raga berkiat boleh, mengapa..??
Rapuh peluh berkesan hanya sekedar acungan belaka, tak bersandarkan asa.
Renta waktu yang berbicara bak sekedar celoteh raga, tak menolak daya.
Selalu berkeyakinan yang tak bersenandungkan hati kecil tak kuasa.
Selalu memaksa berteriak ditengah keraguan hampa.
Bagaimanapun caranya aku harus dapatkan semua tanpa terkecuali, dan bagaimanapun juga aku harus menolak……
Kala waktu bergumam, setiap yang aku inginkan pasti tidak tercapai, tapi atas apa yang aku enggan berharap datang dengan sendiri…..
Biarkan cuapan lubuk jiwa berceloteh.
Biarkan nafsu sejenak leluasa berulah.
Sembari berfikir akan prospek yang menggumulkan buah...
Ya Rabb, izinkan hambamu berkehendak tuk harapkan anugerah...
Senin, 07 September 2009
Muslim Uighur Dilarang Berpuasa Ramadhan
Tampaknya pemerintah China benar-benar serius terhadap komunitas Muslim di negaranya itu. Setelah peristiwa beberapa bulan silam yang menewaskan sejumlah besar Muslim di kawasan Uighur, sekarang di bulan Ramadhan, pemerintah China di provinsi Xinjiang mengeluarkan ancaman, jika ada pekerja di Uighur yang kedapatan tak makan siang selama Ramadhan, maka akan dipecat. Demikian diberitakan oleh Epoch Times.
Ini merupakan usaha keras dari pemerintah Xinjiang, agar Muslim Uighur tidak menjalankan kewajibannya di bulan Ramadhan. “Makan siang gratis, teh dan kopi—pemerintah menyebutnya ‘Kepedulian dari Pemerintah’ ditawarkan di departemen dan perusahaan pemerintahan. Tapi itu tampaknya strategi pemerintah untuk menemukan siapa saja yang berpuasa.” Ujar Dilxat Raxit, juru bicara World Uighur Congress.
Menurut Dilxat, Partai Komunis Uighur telah memaksakan menandatangi “surat pertanggungjawaban” yang bersumpah untuk menghindari puasa dan aktivitas ibadah lainnya. Mereka juga tidak segan akan menghukum siapapun yang kedapatan berpuasa di wilayah ini.
Para pemilik restoran Muslim dipaksa pula menandatangi dokumen yang menyatakan mereka akan terus buka sepanjang hari dan menjual alkohol sepanjang Ramadhan, atau izinnya akan dicabut. Para ustad di masjid dipaksa untuk menyampaikan ceramah tentang puasa itu kegiatan feudal. Jika tidak, izin mereka pun akan dicabut.
Saat ini, situasi di Xinjiang untuk orang Muslim belum kembali normal. Militer dan tentara berjaga-jaga dimana-mata.
dikutip dari Era Muslim.