Kamis, 17 September 2009

HaL TersuLit......


sepiku tak pernah berujung,
saat kau tak biasa ...

sendiri menjalani waktu,
sulitnya ada suka
yang pernah ada perih ...

ku tak mampu mencari lagi,
apa yang kurasakan ...

dan aku sangat menyadari,

betapa besar dirimu

aku kehilanganmu ...

saat kau jauh dari hatiku,
kau nyata arti di hidup ...


melupakanmu adalah hal tersulit bagiku,
karna kau terukir dalam di hatiku ...
meski ku pernah bosan,

mengingatkanmu selama ini ...



kemana entah kau kemana ??
kenyataan yang ada ...

aku pun tak ingin begini,

sendiri dalam sepi
yang tak pernah bertepi ...




saat kau jauh dari hatiku.

kau nyata arti di hidupku

di benak ku ...

Rabu, 16 September 2009

Kehendak.


Meski hati berkata iya, mengapa..??

Meski hati berkata tidak, mengapa..??

Meski raga bertolak jangan, mengapa..??

Meski raga berkiat boleh, mengapa..??

Rapuh peluh berkesan hanya sekedar acungan belaka, tak bersandarkan asa.

Renta waktu yang berbicara bak sekedar celoteh raga, tak menolak daya.

Selalu berkeyakinan yang tak bersenandungkan hati kecil tak kuasa.

Selalu memaksa berteriak ditengah keraguan hampa.

Bagaimanapun caranya aku harus dapatkan semua tanpa terkecuali, dan bagaimanapun juga aku harus menolak……

Kala waktu bergumam, setiap yang aku inginkan pasti tidak tercapai, tapi atas apa yang aku enggan berharap datang dengan sendiri…..

Biarkan cuapan lubuk jiwa berceloteh.

Biarkan nafsu sejenak leluasa berulah.

Sembari berfikir akan prospek yang menggumulkan buah...

Ya Rabb, izinkan hambamu berkehendak tuk harapkan anugerah...

Senin, 07 September 2009

Muslim Uighur Dilarang Berpuasa Ramadhan

Senin, 07/09/2009 16:04 WIB


Tampaknya pemerintah China benar-benar serius terhadap komunitas Muslim di negaranya itu. Setelah peristiwa beberapa bulan silam yang menewaskan sejumlah besar Muslim di kawasan Uighur, sekarang di bulan Ramadhan, pemerintah China di provinsi Xinjiang mengeluarkan ancaman, jika ada pekerja di Uighur yang kedapatan tak makan siang selama Ramadhan, maka akan dipecat. Demikian diberitakan oleh Epoch Times.

Ini merupakan usaha keras dari pemerintah Xinjiang, agar Muslim Uighur tidak menjalankan kewajibannya di bulan Ramadhan. “Makan siang gratis, teh dan kopi—pemerintah menyebutnya ‘Kepedulian dari Pemerintah’ ditawarkan di departemen dan perusahaan pemerintahan. Tapi itu tampaknya strategi pemerintah untuk menemukan siapa saja yang berpuasa.” Ujar Dilxat Raxit, juru bicara World Uighur Congress.

Menurut Dilxat, Partai Komunis Uighur telah memaksakan menandatangi “surat pertanggungjawaban” yang bersumpah untuk menghindari puasa dan aktivitas ibadah lainnya. Mereka juga tidak segan akan menghukum siapapun yang kedapatan berpuasa di wilayah ini.

Para pemilik restoran Muslim dipaksa pula menandatangi dokumen yang menyatakan mereka akan terus buka sepanjang hari dan menjual alkohol sepanjang Ramadhan, atau izinnya akan dicabut. Para ustad di masjid dipaksa untuk menyampaikan ceramah tentang puasa itu kegiatan feudal. Jika tidak, izin mereka pun akan dicabut.

Saat ini, situasi di Xinjiang untuk orang Muslim belum kembali normal. Militer dan tentara berjaga-jaga dimana-mata.

dikutip dari Era Muslim.


Minggu, 06 September 2009

Suatu Saat Nanti...

Siulan biduan hati bersenandung desah menghela.
Melepas sejenak pikulan beban tersangga.
Sembari bersila menerawang sekitar leluasa
Tertegun menghisap puntung asap menganga

Sore itu sudah terlewatkan waktu.
Berkecamuk dengan bunyi hiruk pikuk sekitar menderu.
Tiada hari tuk menahan dan memikirkan pilu.
Bila asa mengganggu hatipun tak boleh ragu.

Di pondok kecil bertirai bambu tua usang
Sang kekasih hati sedang tulus menimang
Isakan si buah hati mengusik suasana tenang
Memekakkan pekatnya malam dengan taburan bintang

Bila nanti kau besar, bebaslah…ketusnya
Bila nanti kau dewasa, berbanggalah jati dirimu…cibirnya
Bila nanti kau besar, tegarlah…gumamnya
Bila nanti kau dewasa, hapuslah hidup lalumu…harapanya

Rela di masa usang ini berbanting tulang hidup
Menggagas cita tuk selayaknya membuahkan kagum
Terkesan nihil, tapi berusaha tuk sanggup
Senantiasa iringi jalan tuk mengakhiri hidup dengan senyum

( by Afha )

Senyuman Ramah Rembulan


Bulan...Kau bersolek di atas sana tak goyah.
Bulan...Bersua semerbak pesona nan indah.
Bulan...Menggelitik pandangan mata seolah.
Bulan...Ciptaan Sang kuasa tersenyum ramah.

Bertekuk sujud di hadapan-Mu malam ini penuh barakah.
Menduang saat-saat ini sangatlah penuh anugerah.
Terdenting waktu tuk selalu tunduk,
Terdenting waktu tuk selalu berpasarah diri merunduk.

Langit nan pekat berarak terukir berarah.
Menggugah kekaguman lentik menggelitik sebah.
Tanpa praduga menanti sebuah paradigma.
Berharap memegang raupan cahaya penuh hampa.

Bagaikan secercah bintang jatuh tiba.
Bergegas mengiba berdo'a, mengiba berharap menengadah.
Berangan malaikat datang dengan sayapnya.
Membawakan impian, harapan, cita terasa indah.

Wahai hiasan alam nan rupawan...
Jangan terpaku tuk redupkan cahayamu!
Biarkan itu membias luas di alam bebas.
Jangan biarkan gelap mendekapmu lelap!
Tapi, pancarkan kelembutanmu ramah dan ikhlas.